Home » » ADA APA DGN BISNIS INVESTASI Ustad YUSUF MANSUR

ADA APA DGN BISNIS INVESTASI Ustad YUSUF MANSUR

Terbit Oleh KABARPAGI on Sabtu, 20 Juli 2013 | Sabtu, Juli 20, 2013

JAKARTA—Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidzul Quran, yang berlokasi di Bulak Santri Cipondoh Tangerang, KH Yusuf Mansur mengaku siap jika harus dipanggil otoritas jasa keuangan (OJK) tekait bisnis patungan yang kini tengah dijalankan sang kiai.

Saat ini, Yusuf Mansur mengaku sudah menghentikan bisnis patungan sambil menunggu kalau-kalau dapat panggilan dari pihak OJK. “Saya tunggu kalau dipanggil OJK,” kata Yusuf Mansur.

Yusuf mengatakan bisnis yang dilakoninya merupakan produk investasi yang memberikan imbal hasil menggiurkan. Ini adalah bisnis patungan biasa untuk membeli tanah hingga properti. “Cuma karena yang ngomong saya (KH Yusus Mansur—red), pengaruhnya besar. Begitu saya ketemu Pak Menteri BUMN Dahlan Iskan, saya langsung berhentikan bisnis itu,” katanya.

Awalnya, bisnis patungan ini tidak melibatkan pihak perbankan. Namun, karena kondisi keuangannya belum mencukupi (dari bisnis patungan tadi), Yusuf Mansur pun mendatangi pihak perbankan (Bank BTN) dengan meminjam dana Rp20 miliar bertenor 8 tahun.

“Duit perbankan itu akhirnya untuk finishing proyek. Bahkan, nantinya duit itu juga bisa digunakan untuk membenahi bandara, hotel, hingga membuat kebun kelapa sawit,” jelasnya.

Ustad Yusuf Mansur blak-blakan soal bisnis Patungan Usaha yang dijalankannya. Tetapi ia menolak bila bisnis yang dijalankan disamakan dengan produk investasi bodong. “Media jangan menyejajarkan Patungan Usaha dengan investasi bodong. Itu menyakitkan saya,” kata sang kiai.

Yusuf menambahkan, alasan utamanya dalam membuat bisnis patungan usaha adalah membuat masyarakat bisa bersatu serta membuat sebuah kelompok usaha yang bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.

Dengan pergerakan bersama, kata dia bisa menggerakkan roda perekonomian. Yusuf mencontohkan, bisnis Patungan Usaha ini sama seperti waktu kita kecil patungan uang untuk menyewa bus dengan tujuan pelesiran.

“Kalau tindakan ini dikemas dengan semua orang mengeluarkan uang yang sama, bukan hanya kita bisa pelesiran, tapi juga bisa membeli perusahaan bus itu. Itu yang saya ajarkan,” katanya.

Yusuf menjamin, usaha ini tidak ada unsur kepentingan pribadi sehingga pihaknya tidak ingin melembagakan usaha tersebut dan nama Yusuf Mansur juga tidak masuk dalam struktur bisnis. Yusuf pun menjelaskan bahwa bisnis Patungan Usaha ini bukan miliknya sendiri, tapi milik jemaah, milik masyarakat.

Yusuf menegaskan, pihaknya hanya sebagai motivator yang mau menggerakkan masyarakat untuk berbuat sesuatu yang lebih baik dan berguna bagi masyarakat.

“Saya mulanya cuma ngetweet, di-tweet berjemaah sama yang lain. Terus ada yang menyahut, situ percaya, saya percaya, lalu bikin rekening. Langsung masuk 700 orang kirim duit,” kenangnya.

Dengan usaha patungannya itu, Yusuf Mansur sempat mengakuisisi sebuah hotel di kawasan Cengkareng dan mengubahnya menjadi hotel untuk persiapan umrah dan haji. Nantinya, bisnis patungan usaha ini juga akan merambah ke sektor lain, misalnya kebun kelapa sawit dan sebagainya.

Pimpinan Ponpes Tahfidzul Quran ini mengatakan untuk sementara bisnis patungan ini ia hentikan, karena ia tak mau disalahkan. Nani, jelsnya, kalau sudah ketemu sistemnya akan dibuka kembali.

Sejauh ini bisnis Patungan Usaha milik Yusuf Mansur ini memang belum memiliki aspek legal sehingga menurut saran Menteri BUMN Dahlan Iskan, program tersebut harus dihentikan.

Sadar tengah disorot media soal kontroversi investasinya, penceramah bersuara emas saat membaca kalam ilahi ini mengaku salah. “Iya saya salah. Tapi tidak seperti yang diberitakan di tv-tv. Saya salah, lalu saya stop dulu saya urus ijinnya dulu. Spiritnya sudah bener, ngumpulin sedekah umat,” Kata Yusuf Mansur.

Ia menjelaskan, investasi patungan usaha itu sedianya akan diinvestasikan untuk hotel haji dan umroh, pesawat dan bus haji. “Setiap tahun jamaah haji Indonesia ada 1 juta jamaah. Masa kita gak punya hotel, lounge sendiri, pesawat, bis. Jadi kita ini selain rajin berjamaah di masjid, tapi juga harus berjamaah secara ekonomi,” katanya.

Seelumnya Meneg BUMN Dahlan Iskan mengatakan Yusuf Mansur memiliki jamaah yang banyak. Jamaahnya tak segan-segan ikut usaha patungan karena sangat percaya kepada gurunya.”Sebagai jemaah, tentu percaya saja uangnya mau dipakai apa. Sebab uang ini kan sedekah, sifatnya putus. Bukan piutang atau investasi yang bisa ditarik imbal hasilnya,” kata Dahlan.

Dahlan mengaku dana-dana seperti inilah yang akan menjadi masalah di kemudian hari. Sebab, tidak ada ikatan hukum dengan uang sedekah itu. Investasi Patungan Usaha milik Yusuf Mansur ini juga tidak memiliki aturan legal yang jelas.

Dia menganggap, semangat berbisnis ala Yusuf Mansur ini patut dihargai. Sebab uang sedekah dari jemaah ini tidak hanya dijadikan sebagai konsumtif, tetapi juga untuk investasi yang bermanfaat bagi umat.

Untuk itu, Dahlan menyarankan agar Yusuf Mansur sebaiknya membuat lembaga publik non-listed company sehingga uang dari umat bisa dimasukkan dan dikelola oleh lembaga tertentu dan bisa diinvestasikan ke instrumen yang tepat