Puteri proklamator RI Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri menilai, Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa telah menebar fitnah soal Soekarno. Menurutnya, pernyataan Mahfud justru bisa merugikan bagi pasangan Prabowo-Hatta.
Sebelumnya, Mahfud menuding Soekarno sebagai pelanggar HAM. Hal itu disampaikan Mahfud saat meresmikan kantor MMD Initiative di Bengkulu, Jumat. Dalam acara itu, Mahfud menyatakan Presiden Soekarno juga pernah melakukan pelanggaran HAM.
"Ini berbau fitnah. Bernuansa fitnah. Ada black campaign (kampanye hitam) terselubung," kata Rachmawati dalam rilis yang diterima detikcom, Jumat (20/6/2014) malam. Ia menilai, pernyataan Mahfud ngawur karena telah menuding Soekarno sebagai pelaku pelanggaran HAM.
Rachmawati mengatakan, Mahfud telah kebablasan dalam menyampaikan pendapat dan mengambil langkah gegabah karena membandingkan Soekarno dengan Prabowo. Selain itu, kata Rachmawati, Mahfud tidak bisa bicara sembarangan karena saat ini dalam situasi pemilu.
"Sebagai koordinator tim sukses Prabowo, Pak Mahfud MD tidak bisa membandingkan seperti itu," ujar Rachmawati mengingatkan.
Selain itu, kata Rachmawati, pernyataan yang disampaikan Mahfud juga keliru dalam memberikan contoh kasus pelanggaran HAM. Menurutnya, Mahfud tidak pantas menyandingkan bahkan membandingkan antara Prabowo dengan Soekarno.
Rachmawati mengingatkan dampak dari pernyataan yang disampaikan Mahfud terkait Soekarno. Menurutnya, pendukung dan pengagum Soekarno masih banyak di Tanah Air. "Pasti itu. Sudah pasti masih banyak pendukung Soekarno," ujar Rachmawati.
"Jangan (pencapresan Prabowo) jadi blunder karena Pak Mahfud. Jangan sampai kontraproduktif. Tidak selayaknya menyandingkan kasus pelanggaran HAM 1998 dengan peristiwa yang terjadi pada tahun 1965, apalagi mengaitkannya dengan Soekarno," ujar Rachmawati.
Oleh karena itu, Rachmawati meminta Mahfud untuk segera menarik dan mengkoreksi ucapannya yang telah menuding Soekarno sebagai pelanggar HAM. "Sebagai putri Bung Karno, itu kekeliruan, lebih baik Pak Mahfud menarik ucapannya," ujar Rachmawati.
sumber: deticom
Sebelumnya, Mahfud menuding Soekarno sebagai pelanggar HAM. Hal itu disampaikan Mahfud saat meresmikan kantor MMD Initiative di Bengkulu, Jumat. Dalam acara itu, Mahfud menyatakan Presiden Soekarno juga pernah melakukan pelanggaran HAM.
"Ini berbau fitnah. Bernuansa fitnah. Ada black campaign (kampanye hitam) terselubung," kata Rachmawati dalam rilis yang diterima detikcom, Jumat (20/6/2014) malam. Ia menilai, pernyataan Mahfud ngawur karena telah menuding Soekarno sebagai pelaku pelanggaran HAM.
Rachmawati mengatakan, Mahfud telah kebablasan dalam menyampaikan pendapat dan mengambil langkah gegabah karena membandingkan Soekarno dengan Prabowo. Selain itu, kata Rachmawati, Mahfud tidak bisa bicara sembarangan karena saat ini dalam situasi pemilu.
"Sebagai koordinator tim sukses Prabowo, Pak Mahfud MD tidak bisa membandingkan seperti itu," ujar Rachmawati mengingatkan.
Selain itu, kata Rachmawati, pernyataan yang disampaikan Mahfud juga keliru dalam memberikan contoh kasus pelanggaran HAM. Menurutnya, Mahfud tidak pantas menyandingkan bahkan membandingkan antara Prabowo dengan Soekarno.
Rachmawati mengingatkan dampak dari pernyataan yang disampaikan Mahfud terkait Soekarno. Menurutnya, pendukung dan pengagum Soekarno masih banyak di Tanah Air. "Pasti itu. Sudah pasti masih banyak pendukung Soekarno," ujar Rachmawati.
"Jangan (pencapresan Prabowo) jadi blunder karena Pak Mahfud. Jangan sampai kontraproduktif. Tidak selayaknya menyandingkan kasus pelanggaran HAM 1998 dengan peristiwa yang terjadi pada tahun 1965, apalagi mengaitkannya dengan Soekarno," ujar Rachmawati.
Oleh karena itu, Rachmawati meminta Mahfud untuk segera menarik dan mengkoreksi ucapannya yang telah menuding Soekarno sebagai pelanggar HAM. "Sebagai putri Bung Karno, itu kekeliruan, lebih baik Pak Mahfud menarik ucapannya," ujar Rachmawati.
sumber: deticom